Bunyi
tabuhan drum itu tidak seperti biasanya. Temponya kacau, kadang terlalu cepat,
kadang terlalu lambat. Sang vokalis pun tetap bernyanyi walaupun di pikirannya
muncul berbagai pertanyaan mengenai keanehan yang terjadi saat itu. Sang
gitaris dan bassist bermain seperti biasa namun tidak melepaskan pandangan
mereka terhadap sang drummer band mereka.
Latihan
kali ini pun berakhir, dan setiap personil pun mulai membereskan alat musik
mereka masing-masing.
“oke,
guys. Kita ketemu lagi minggu depan di jam yang sama. Awas jangan sampai
terlambat lagi ya hei Jungshin.” Ujar Yonghwa sambil menatap sang bassist yang
sedang sibuk memasukkan bassnya ke dalam sarungnya.
“Maaf,
hyung. I promise it’s not gonna happen again” Sahutnya sambil mengeluarkan
senyuman khasnya dan garukan ringan di kepalanya.
“Ck…Kau
ini… Hei Jonghyun, mungkin minggu depan kita akan diskusikan tentang lagu baru
band kita, semalaman aku sudah menemukan nada nya , ya masih belum sempurna
sih. Dan aku pikir kamu bisa membantuku dalam mengisi liriknya.”
“Oke,
hyung. Aku nggak sabar untuk mendengarkannya. Mungkin kau bisa mengirimkannya
lebih dulu melalui email file musiknya, jadi aku bisa sambil mengarang
liriknya.”
“Baiklah,
oke semua, terimakasih atas kerja kerasnya hari ini, selamat melanjutkan
aktivitas kalian selanjutnya. Hati-hati!. Hmm untuk Minhyuk, jangan pulang dulu
ya, ada yang mau aku diskusikan denganmu. Tidak keberatan kan?”
***
“Minhyuk,
hari ini permainanmu kacau sekali. Mungkin teman-teman yang lain juga
menyadarinya. Tapi aku sebagai leader di band ini nggak mau memarahi kamu di
depan teman-teman yang lain, karena aku tahu kalau kamu drummer terbaik yang
pernah aku kenal. Dan ini bukan dirimu yang sebenarnya.”
“Hyung.
Maafkan aku. Aku nggak bermaksud membuatmu kecewa” Minhyuk tertunduk menyadari
kesalahannya, namun terlihat kekalutan dalam wajahnya kali ini.
“Kalau kau
mau terbuka denganku, mungkin aku bisa membantumu Hyukkie” Ujar Yonghwa sambil
tersenyum dan mengacak-acak rambut Minhyuk. Mungkin Jungshin adalah anggota
termuda di CN Blue, tapi Minhyuk lah yang memiliki perasaan yang sensitif
dibandingkan yang lainnya.
“Aku masih
sayang dengan Soojung, dan aku benar-benar bingung bagaimana caranya supaya
bisa balikan dengannya.”
“Ku pikir
selama ini kamu sudah melupakan hal ini. Karena setelah kau putus dengannya aku
melihat dirimu terlihat baik-baik saja, bahkan seperti langsung lupa akan hal
itu. Kamu masih bisa tertawa. Tidak sepertiku saat putus dengan Jiyeon dan
ditinggal pergi ke London.”
“Maafkan
aku hyung, membuat kakak mengingat kembali kenangan buruk itu.” Ujar Minhyuk
setelah melihat perubahan raut wajah Yonghwa.
“It's okay. Oke, lanjutkan” Ujarnya sambil tersenyum.
“Tapi…aku
benar-benar ngga bisa melupakannya hyung. Bayangkan, setiap hari melalui lorong
yang sama, dan mata kuliah yang sama, rumah yang searah, bis yang sama. Setiap
bertatap muka, dengan sekejap dia membuang muka. Aku nggak bisa hidup seperti
ini terus menerus.”
“oke…aku
mengerti permasalahannya. Lalu, apa rencanamu selanjutnya?”
“Aku belum
menemukan cara yang tepat hyung, karena untuk berbicara dengannya saja sulit
apalagi mengungkapkan kembali perasaanku padanya.
“Hmm… aku
sadar aku bukan orang yang expert dalam hal ini, Hyukkie. Tapi sepertinya aku
punya ide. Tapi ide ini gak akan berjalan tanpa bantuan Jungshin dan Jonghyun”
Yonghwa tersenyum penuh arti. Dan Minhyuk masih mengira-ngira apa yang akan
dilakukan oleh leader sekaligus anggota tertua di band ini.
“Aku
percaya padamu, hyung. Aku menggantungkan hidup dan matiku padamu” tiba-tiba
Minhyuk memeluk Yonghwa dengan sekuat tenaga saking bahagianya. Yonghwa
terlihat pasrah.
***
“Kenapa
sih Minhyuk nggak pernah sms atau nelpon aku lagi?” Soojung seketika dengan
asal menyeruput Starbucks yang ada di hadapannya.
“Jung Soojung!”
suara Amber tiba-tiba meninggi saat memanggil sahabatnya itu.
“Kenapa
sih? Berisik amat sih kamu. Malu tuh dilihatin sama orang-orang” tanpa merasa
berdosa Soojung memarahi balik sahabat baik sejak SMA nya itu.
“Kau
meminum minumanku, punyamu tuh yang ini, Jungie ku sayang”. Ujarnya sambil
mengangkat dan menggoyang-goyangkan
gelas Starbucks milik Soojung.
“Ahh..maafkan
aku, Amber, aku benar-benar kacau akhir-akhir ini. Bagaimana menurutmu?
Apa yang terjadi dengan baby Hyukkie ku?”
“Menurutmu
sajalah” Amber terlihat lelah menghadapi sahabatnya itu.
“Maksudmu?”
“Ya…
setiap ketemu dia saja kamu selalu membuang muka. Bahkan lari menghindar. Dan
di awal-awal kalian putus, Minhyuk terus-terusan menghubungi kamu tapi kamu
nggak menghiraukannya. Jadi, salah siapa?” Amber dengan cuek menyeruput
Starbucks milik Soojung.
“Ya…tapi…maksud
aku kenapa dia nggak berusaha maksa aku sih untuk memperhatikan atau menjawab
pesannya? Narik aku gitu, nangis-nangis di hadapanku untuk kembali pacaran
denganku. Aku ingin melihat usaha dia kalau dia benar-benar menginginkanku.
Ahh! Ini semua gara-gara wanita sialan itu! Dia benar-benar mengacaukan
semuanya!”
“Keluar
deh egoisnya” Ujar Amber sambil berbisik.
“Kenapa begitu?”
“Ah…nggak.
Menurutmu Minhyuk tipe laki-laki seperti itu? Kamu kan tahu sendiri kalau
Minhyuk orangnya pemalu. Walaupun dia seorang drummer yang atraktif sekali
kalau di panggung, dan kapten sepakbola kampus ini yang cukup populer, tapi kan
kamu tahu bagaimana kepribadiannya? Lagipula, dia kan sudah menjelaskannya
padamu berulang kali kejadian yang sebenarnya. Dan Younha pun sudah menyesali
hal itu. Sampai-sampai dia rela pindah ke luar kota dan melanjutkan kuliahnya
di sana. Aish. Sebenarnya yang pernah berpacaran dengannya itu siapa sih? Kok malah
aku yang lebih tahu.“ Amber mengacak pelan rambutnya yang pendek -sangat
pendek untuk ukuran perempuan- itu saking kesalnya.
“Ambeerrrr” Tiba-tiba Soojung menangis. Cukup keras sehingga membuat orang-orang
di sekitar mereka menoleh dengan raut wajah kebingungan.
“Soojung…”
***
“Hyung, semangat!! Aku akan
mengerahkan sekuat tenagaku untuk membantumu kali ini. Kau harus berhasil,
kalau tidak, Soojung buatku sajalah. Hahahha”
“Hei Jungshin!!” pluk! Seketika Jonghyun
melemparkan pick gitarnya mengenai kepala Jungshin.
“Langkahi dulu mayatku!” ujar Minhyuk
yang hampir melemparkan stick drumnya ke kepala Jungshin.
“Sudah, sudah. Minhyuk, Tidak usah kau
dengarkan Jungshin. Ayo kita lanjutkan misi kita! ” seru Yonghwa dengan penuh
semangat.
“C N to the Blue fighting!”
***
“Soojung,
semoga usahaku dan teman-teman kali ini tidak sia-sia. Ya, setidaknya aku sudah
berani mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya padamu. Entah bagaimana
hasilnya besok, tapi aku percaya padamu. You’re my first love and I hope will
be the last.” Minhyuk mengecup foto mereka berdua. Dia masih menyimpannya. Dia
selalu berharap keajaiban mengembalikan perasaan mereka berdua, seperti dahulu.
Lampu
kamar yang cukup rapi untuk seorang laki-laki yang penuh aktivitas ini mulai
dimatikan, dan dia mulai menyalakan lampu tidur. Tidak lupa meletakkan foto itu
di dadanya. Seperti hari-hari sebelumnya setelah mereka putus dua bulan yang
lalu karena kesalah pahaman itu.
***
“Kang Min Hyuk, Apa yang kau lakukan?” Soojung setengah menangis melihat dari balik pepohonan yang cukup jauh dari api unggun
yang ramai dengan para senior dan junior yang sedang asik bernyanyi dan
barbeque-an. Saat itu adalah malam terakhir camping yang diadakan setiap tahun
oleh BEM kampus dalam rangka mengakrabkan diri antara senior dengan junior.
Song Younha memeluk tubuh kekasihnya itu
dengan erat dan dalam sekejap Younha mencium bibir Minhyuk dengan perlahan.
Minhyuk kaget dan segera melepaskan tubuh Younha dari dirinya.
“Apa apaan
ini, Younha? Aku nggak mengerti dengan semua ini. Kamu sudah terlalu banyak
minum. ”
“Minhyuk,
aku cinta sama kamu. Kalau saja kamu belum menjadi milik orang lain. Kamu
satu-satunya senior yang baik denganku. Yang memperhatikan aku. Yang lain
selalu menganggapku rendah karena ayahku. Ya, ayahku yang koruptor itu. Damn!
Why he makes my life so suck like this!”
“Ini bukan
kesalahanmu, Younha. Terlepas dari hal itu, aku sangat mencintai Soojung. She’s
my whole life. Aku berbuat baik padamu karena dirimu yang sebenarnya. Bukan
karena latar belakangmu. Aku tulus berteman denganmu. Sama seperti aku berteman
dengan yang lainnya. Lebih baik kau buang botol minuman ini sebelum yang lain
melihatnya. Kalau tidak, hidupmu bakal semakin hancur. Aku peduli padamu
sebagai teman. Ayo lakukan.”
Soojung sudah meninggalkan tempat itu sambil menangis setelah kejadian itu. Telinganya
tertutup oleh tangisannya sehingga dia tidak mendengar bahkan tidak perduli
dengan pembicaraan mereka saat itu.
***
“Soojung,
Mr. Hwang menyuruhmu ke aula untuk membawakan modul materi perkuliahannya. Ini
modulnya” Ujar Amber sambil menyerahkan modul yang setebal kamus itu kepada Soojung.
“Aish.
Mengapa bukan kamu saja yang menyerahkannya? Bukannya kamu sudah memegang
bukunya ini?” Soojung setengah menggerutu sambil membuka-buka lembaran buku
itu.
“Karena
ada yang ingin disampaikan juga sama Mr. Hwang denganmu” kata Amber sambil
tersenyum.
“Kenapa
harus di aula ya? Apakah ada event di sana, Amber?”
“Tanya
saja padanya! Jungiee, aku ke kamar kecil dulu ya. Kamu kesana saja duluan.
Cepat! Nanti aku menyusul!”
“Baiklah.”
***
“aish,
sepertinya Amber menipuku. Sepi begini. Gelap pula. Tunggu pembalasanku Amber ya! Mana saklar lampu aula ini ya? Ah, I got it.”
Ceklek
Perlahan
nampak keempat sosok pria dengan masing-masing alat musik di tangan mereka.
Mereka tidak asing lagi di mata Soojung. Terutama pria yang berada di belakang
itu. Dengan seperangkat alat drum kesayangannya. Sosok yang sangat dia rindukan
selama ini. Yang kemudian perlahan membuka kesunyian ini dengan kelembutan
suara yang tidak pernah Soojung dengar selama ini. Terutama saat bernyanyi…soo
smooth. Bahkan tanpa iringan musik sekalipun.
No one ever sees,
no one feels the pain
Tear-drops in the rain
I wish upon a star, I wonder where you are
I wish you're coming back to me again
And everything's the same like it used to be
I see the days go by and still I wonder why
I wonder why it has to be this way
Why can't I have you here just like it used to be
I don't know which way to choose
How can I find a way to go on?
I don't know if I can go on without you oh
Even if my heart's still beating just for you
I really know you are not feeling like I do
And even if the sun is shining over me
How come I still freeze?
No one ever sees, no one feels the pain
I she'd tear-drops in the rain
Tear-drops in the rain
I wish upon a star, I wonder where you are
I wish you're coming back to me again
And everything's the same like it used to be
I see the days go by and still I wonder why
I wonder why it has to be this way
Why can't I have you here just like it used to be
I don't know which way to choose
How can I find a way to go on?
I don't know if I can go on without you oh
Even if my heart's still beating just for you
I really know you are not feeling like I do
And even if the sun is shining over me
How come I still freeze?
No one ever sees, no one feels the pain
I she'd tear-drops in the rain
Kali ini Minhyuk lah yang menjadi bintang utamanya. Yang mana
biasanya Yonghwa lah yang menjadi pusat perhatian diantara mereka berempat.
Dentuman drum mulai terdengar. Dengan cekatan Minhyuk menabuh drum itu seiring dengan angelic voice yang
perlahan terdengar. Ya, suara itu masih dari mulut Minhyuk. Dan personil yang
lain mulai mengiringi Minhyuk dengan instrument yang mereka pegang
masing-masing. Yonghwa dan Jonghyun dengan gitarnya, dan Jungshin dengan bass
nya.
I wish that I could fly, I wonder what’d you say
I wish you’re flying back to me again
And everything’s the same like it used to be, oh no
I don’t know which way to choose
How can I find a way to go on
I don’t know if I can go on without you, without you
Even if my heart’s still beating just for you
I really know you are not feeling like I do
And even if the sun is shining over me
How come I still freeze?
No one ever sees, no one feels the pain
I she’d tear-drops in the rain
Oh… I she’d tear-drops the rain
Oh… Hey… tear-drops the rain
Even if my heart’s still beating just for you
I really know you are not feeling like I do
And even if the sun is shining over me
How come I still freeze?
No one ever sees (no one) no one feels the pain (no one)
I she’d tear-drops in the rain
Tear-drops in the rain
Tear-drops the rain
Tear-drops in the rain…
Air mata
menetes di pipi Soojung yang mulai memerah. sepertinya itu adalah perpaduan
dari perasaannya kali ini yang tidak karuan. Senang, kangen, marah, terharu.
Sampai-sampai dia tidak menyadari modul yang dia pegang tergeletak di lantai.
Minhyuk
perlahan mendekati Soojung yang terpaku di sana. Baru setengah jarak dari
panggung itu dengan tempat dimana Soojung berdiri, seketika Soojung menghambur
dan memeluk tubuh Minhyuk disertai dengan tangisan yang sepertinya tertahan
sejak tadi dan mulai tumpah seperti bendungan yang tiba-tiba tanggulnya jebol.
“My baby
Hyukkie!! Kamu jahat sekali!! Mengapa kau tidak menghubungi aku bahkan
menghampiri aku akhir-akhir ini! Dasar bodoh! Aku kacau tanpa kamu.” Soojung menangis di pundak Minhyuk, dan Minhyuk perlahan membelai rambut Soojung yang
brunette dan bergelombang itu sambil tersenyum. Ya, sepertinya itu adalah bakat
terpendam Minhyuk, yang pintar sekali menyembunyikan perasaannya. Seperti pada
saat mereka putus dulu.
“Soojung,
maafkan aku, aku bukannya nggak mau menegurmu, tapi aku terlalu takut kamu akan
semakin menjauhiku kalau aku semakin memaksa mendekatimu. Aku pikir biarkan
seperti ini dahulu, yang penting aku masih bisa mengawasimu setiap saat
walaupun tidak secara langsung. Dan aku selalu berfikir apa yang harus aku
lakukan sehingga semua kembali seperti dulu lagi”
Perlahan air
mata Minhyuk pun jatuh tidak disangka-sangka. Akhirnya pertahanannya runtuh
juga.
“Hyukie,
maafkan aku juga ya yang selama ini menutup mata dengan semua fakta yang sudah
kamu jelaskan waktu itu, aku mau kita kembali lagi seperti dulu. Aku nggak bisa
melupakan kamu. Kau tahu ngga? Semua foto-foto kenangan kita masih terpajang
utuh di kamarku. Aku terlalu takut untuk merobek atau membuangnya”
“Aku juga Jungie, bahkan aku selalu tidur dengan mendekap foto kita berdua”
Mereka pun
tertawa. Dan saling berpelukan kembali.
Tiba-tiba
terdengar dentuman drum yang tidak beraturan. Seperti biasa, ulah Jungshin.
“Dramanya
nggak asik ah, nggak ada adegan kissingnya. Lebih baik kembalikan uang kami!”
“Jungshin-ahh,
kau merusak suasana saja” Minhyuk mengomel pada Jungshin.
Mereka
yang ada di sana pun tertawa. Tidak terkecuali Amber yang sedari tadi
menyaksikan mereka dari pintu aula. Dan Amber pun menghampiri mereka dan
tertawa bersama.
by @rylesays
*fanfic ini terinspirasi oleh salah satu video konser CN Blue, dimana Min Hyuk menyanyikan lagu Teardrops in The Rain sambil memainkan drum dan diiringi oleh personil lainnya, bahkan Yonghwa disini hanya menjadi penyanyi latar :) video bisa dilihat disini*