Senin, 19 Mei 2014

Love Mission

Bunyi tabuhan drum itu tidak seperti biasanya. Temponya kacau, kadang terlalu cepat, kadang terlalu lambat. Sang vokalis pun tetap bernyanyi walaupun di pikirannya muncul berbagai pertanyaan mengenai keanehan yang terjadi saat itu. Sang gitaris dan bassist bermain seperti biasa namun tidak melepaskan pandangan mereka terhadap sang drummer band mereka.
        Latihan kali ini pun berakhir, dan setiap personil pun mulai membereskan alat musik mereka masing-masing.
“oke, guys. Kita ketemu lagi minggu depan di jam yang sama. Awas jangan sampai terlambat lagi ya hei Jungshin.” Ujar Yonghwa sambil menatap sang bassist yang sedang sibuk memasukkan bassnya ke dalam sarungnya.
“Maaf, hyung. I promise it’s not gonna happen again” Sahutnya sambil mengeluarkan senyuman khasnya dan garukan ringan di kepalanya.
“Ck…Kau ini… Hei Jonghyun, mungkin minggu depan kita akan diskusikan tentang lagu baru band kita, semalaman aku sudah menemukan nada nya , ya masih belum sempurna sih. Dan aku pikir kamu bisa membantuku dalam mengisi liriknya.”
“Oke, hyung. Aku nggak sabar untuk mendengarkannya. Mungkin kau bisa mengirimkannya lebih dulu melalui email file musiknya, jadi aku bisa sambil mengarang liriknya.”
“Baiklah, oke semua, terimakasih atas kerja kerasnya hari ini, selamat melanjutkan aktivitas kalian selanjutnya. Hati-hati!. Hmm untuk Minhyuk, jangan pulang dulu ya, ada yang mau aku diskusikan denganmu. Tidak keberatan kan?”
***
“Minhyuk, hari ini permainanmu kacau sekali. Mungkin teman-teman yang lain juga menyadarinya. Tapi aku sebagai leader di band ini nggak mau memarahi kamu di depan teman-teman yang lain, karena aku tahu kalau kamu drummer terbaik yang pernah aku kenal. Dan ini bukan dirimu yang sebenarnya.”
“Hyung. Maafkan aku. Aku nggak bermaksud membuatmu kecewa” Minhyuk tertunduk menyadari kesalahannya, namun terlihat kekalutan dalam wajahnya kali ini.
“Kalau kau mau terbuka denganku, mungkin aku bisa membantumu Hyukkie” Ujar Yonghwa sambil tersenyum dan mengacak-acak rambut Minhyuk. Mungkin Jungshin adalah anggota termuda di CN Blue, tapi Minhyuk lah yang memiliki perasaan yang sensitif dibandingkan yang lainnya.
“Aku masih sayang dengan Soojung, dan aku benar-benar bingung bagaimana caranya supaya bisa balikan dengannya.”
“Ku pikir selama ini kamu sudah melupakan hal ini. Karena setelah kau putus dengannya aku melihat dirimu terlihat baik-baik saja, bahkan seperti langsung lupa akan hal itu. Kamu masih bisa tertawa. Tidak sepertiku saat putus dengan Jiyeon dan ditinggal pergi ke London.”
“Maafkan aku hyung, membuat kakak mengingat kembali kenangan buruk itu.” Ujar Minhyuk setelah melihat perubahan raut wajah Yonghwa.
“It's okay. Oke, lanjutkan” Ujarnya sambil tersenyum.
“Tapi…aku benar-benar ngga bisa melupakannya hyung. Bayangkan, setiap hari melalui lorong yang sama, dan mata kuliah yang sama, rumah yang searah, bis yang sama. Setiap bertatap muka, dengan sekejap dia membuang muka. Aku nggak bisa hidup seperti ini terus menerus.”
“oke…aku mengerti permasalahannya. Lalu, apa rencanamu selanjutnya?”
“Aku belum menemukan cara yang tepat hyung, karena untuk berbicara dengannya saja sulit apalagi mengungkapkan kembali perasaanku padanya.
“Hmm… aku sadar aku bukan orang yang expert dalam hal ini, Hyukkie. Tapi sepertinya aku punya ide. Tapi ide ini gak akan berjalan tanpa bantuan Jungshin dan Jonghyun” Yonghwa tersenyum penuh arti. Dan Minhyuk masih mengira-ngira apa yang akan dilakukan oleh leader sekaligus anggota tertua di band ini.
“Aku percaya padamu, hyung. Aku menggantungkan hidup dan matiku padamu” tiba-tiba Minhyuk memeluk Yonghwa dengan sekuat tenaga saking bahagianya. Yonghwa terlihat pasrah.
***
“Kenapa sih Minhyuk nggak pernah sms atau nelpon aku lagi?” Soojung seketika dengan asal menyeruput Starbucks yang ada di hadapannya.
“Jung Soojung!” suara Amber tiba-tiba meninggi saat memanggil sahabatnya itu.
“Kenapa sih? Berisik amat sih kamu. Malu tuh dilihatin sama orang-orang” tanpa merasa berdosa Soojung memarahi balik sahabat baik sejak SMA nya itu.
“Kau meminum minumanku, punyamu tuh yang ini, Jungie ku sayang”. Ujarnya sambil mengangkat  dan menggoyang-goyangkan gelas Starbucks milik Soojung.
“Ahh..maafkan aku, Amber, aku benar-benar kacau akhir-akhir ini. Bagaimana menurutmu? Apa yang terjadi dengan baby Hyukkie ku?”
“Menurutmu sajalah” Amber terlihat lelah menghadapi sahabatnya itu.
“Maksudmu?”
“Ya… setiap ketemu dia saja kamu selalu membuang muka. Bahkan lari menghindar. Dan di awal-awal kalian putus, Minhyuk terus-terusan menghubungi kamu tapi kamu nggak menghiraukannya. Jadi, salah siapa?” Amber dengan cuek menyeruput Starbucks milik Soojung.
“Ya…tapi…maksud aku kenapa dia nggak berusaha maksa aku sih untuk memperhatikan atau menjawab pesannya? Narik aku gitu, nangis-nangis di hadapanku untuk kembali pacaran denganku. Aku ingin melihat usaha dia kalau dia benar-benar menginginkanku. Ahh! Ini semua gara-gara wanita sialan itu! Dia benar-benar mengacaukan semuanya!”
“Keluar deh egoisnya” Ujar Amber sambil berbisik.
“Kenapa begitu?”
“Ah…nggak. Menurutmu Minhyuk tipe laki-laki seperti itu? Kamu kan tahu sendiri kalau Minhyuk orangnya pemalu. Walaupun dia seorang drummer yang atraktif sekali kalau di panggung, dan kapten sepakbola kampus ini yang cukup populer, tapi kan kamu tahu bagaimana kepribadiannya? Lagipula, dia kan sudah menjelaskannya padamu berulang kali kejadian yang sebenarnya. Dan Younha pun sudah menyesali hal itu. Sampai-sampai dia rela pindah ke luar kota dan melanjutkan kuliahnya di sana. Aish. Sebenarnya yang pernah berpacaran dengannya itu siapa sih? Kok malah aku yang lebih tahu.“ Amber mengacak pelan rambutnya yang pendek -sangat pendek untuk ukuran perempuan- itu saking kesalnya.
“Ambeerrrr” Tiba-tiba Soojung menangis. Cukup keras sehingga membuat orang-orang di sekitar mereka menoleh dengan raut wajah kebingungan.
“Soojung…”
***
“Hyung, semangat!! Aku akan mengerahkan sekuat tenagaku untuk membantumu kali ini. Kau harus berhasil, kalau tidak, Soojung buatku sajalah. Hahahha”
 “Hei Jungshin!!” pluk! Seketika Jonghyun melemparkan pick gitarnya mengenai kepala Jungshin.
“Langkahi dulu mayatku!” ujar Minhyuk yang hampir melemparkan stick drumnya ke kepala Jungshin.
“Sudah, sudah. Minhyuk, Tidak usah kau dengarkan Jungshin. Ayo kita lanjutkan misi kita! ” seru Yonghwa dengan penuh semangat.
“C N to the Blue fighting!”
***
“Soojung, semoga usahaku dan teman-teman kali ini tidak sia-sia. Ya, setidaknya aku sudah berani mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya padamu. Entah bagaimana hasilnya besok, tapi aku percaya padamu. You’re my first love and I hope will be the last.” Minhyuk mengecup foto mereka berdua. Dia masih menyimpannya. Dia selalu berharap keajaiban mengembalikan perasaan mereka berdua, seperti dahulu.
Lampu kamar yang cukup rapi untuk seorang laki-laki yang penuh aktivitas ini mulai dimatikan, dan dia mulai menyalakan lampu tidur. Tidak lupa meletakkan foto itu di dadanya. Seperti hari-hari sebelumnya setelah mereka putus dua bulan yang lalu karena kesalah pahaman itu.
***
 “Kang Min Hyuk, Apa yang kau lakukan?” Soojung setengah menangis melihat dari balik pepohonan yang cukup jauh dari api unggun yang ramai dengan para senior dan junior yang sedang asik bernyanyi dan barbeque-an. Saat itu adalah malam terakhir camping yang diadakan setiap tahun oleh BEM kampus dalam rangka mengakrabkan diri antara senior dengan junior.
 Song Younha memeluk tubuh kekasihnya itu dengan erat dan dalam sekejap Younha mencium bibir Minhyuk dengan perlahan. Minhyuk kaget dan segera melepaskan tubuh Younha dari dirinya.
“Apa apaan ini, Younha? Aku nggak mengerti dengan semua ini. Kamu sudah terlalu banyak minum. ”
“Minhyuk, aku cinta sama kamu. Kalau saja kamu belum menjadi milik orang lain. Kamu satu-satunya senior yang baik denganku. Yang memperhatikan aku. Yang lain selalu menganggapku rendah karena ayahku. Ya, ayahku yang koruptor itu. Damn! Why he makes my life so suck like this!”
“Ini bukan kesalahanmu, Younha. Terlepas dari hal itu, aku sangat mencintai Soojung. She’s my whole life. Aku berbuat baik padamu karena dirimu yang sebenarnya. Bukan karena latar belakangmu. Aku tulus berteman denganmu. Sama seperti aku berteman dengan yang lainnya. Lebih baik kau buang botol minuman ini sebelum yang lain melihatnya. Kalau tidak, hidupmu bakal semakin hancur. Aku peduli padamu sebagai teman. Ayo lakukan.”
Soojung sudah meninggalkan tempat itu sambil menangis setelah kejadian itu. Telinganya tertutup oleh tangisannya sehingga dia tidak mendengar bahkan tidak perduli dengan pembicaraan mereka saat itu.
***
“Soojung, Mr. Hwang menyuruhmu ke aula untuk membawakan modul materi perkuliahannya. Ini modulnya” Ujar Amber sambil menyerahkan modul yang setebal kamus itu kepada Soojung.
“Aish. Mengapa bukan kamu saja yang menyerahkannya? Bukannya kamu sudah memegang bukunya ini?” Soojung setengah menggerutu sambil membuka-buka lembaran buku itu.
“Karena ada yang ingin disampaikan juga sama Mr. Hwang denganmu” kata Amber sambil tersenyum.
“Kenapa harus di aula ya? Apakah ada event di sana, Amber?”
“Tanya saja padanya! Jungiee, aku ke kamar kecil dulu ya. Kamu kesana saja duluan. Cepat! Nanti aku menyusul!”
“Baiklah.”
***
“aish, sepertinya Amber menipuku. Sepi begini. Gelap pula. Tunggu pembalasanku Amber ya! Mana saklar lampu aula ini ya? Ah, I got it.”
Ceklek
Perlahan nampak keempat sosok pria dengan masing-masing alat musik di tangan mereka. Mereka tidak asing lagi di mata Soojung. Terutama pria yang berada di belakang itu. Dengan seperangkat alat drum kesayangannya. Sosok yang sangat dia rindukan selama ini. Yang kemudian perlahan membuka kesunyian ini dengan kelembutan suara yang tidak pernah Soojung dengar selama ini. Terutama saat bernyanyi…soo smooth. Bahkan tanpa iringan musik sekalipun.

No one ever sees, no one feels the pain
Tear-drops in the rain

I wish upon a star, I wonder where you are
I wish you're coming back to me again
And everything's the same like it used to be

I see the days go by and still I wonder why
I wonder why it has to be this way
Why can't I have you here just like it used to be

I don't know which way to choose
How can I find a way to go on?
I don't know if I can go on without you oh

Even if my heart's still beating just for you
I really know you are not feeling like I do
And even if the sun is shining over me
How come I still freeze?
No one ever sees, no one feels the pain
I she'd tear-drops in the rain

Kali ini Minhyuk lah yang menjadi bintang utamanya. Yang mana biasanya Yonghwa lah yang menjadi pusat perhatian diantara mereka berempat.
Dentuman drum mulai terdengar. Dengan cekatan Minhyuk menabuh drum itu seiring dengan angelic voice yang perlahan terdengar. Ya, suara itu masih dari mulut Minhyuk. Dan personil yang lain mulai mengiringi Minhyuk dengan instrument yang mereka pegang masing-masing. Yonghwa dan Jonghyun dengan gitarnya, dan Jungshin dengan bass nya.

I wish that I could fly, I wonder what’d you say
I wish you’re flying back to me again
And everything’s the same like it used to be, oh no 

I don’t know which way to choose
How can I find a way to go on
I don’t know if I can go on without you, without you

Even if my heart’s still beating just for you
I really know you are not feeling like I do
And even if the sun is shining over me
How come I still freeze?
No one ever sees, no one feels the pain
I she’d tear-drops in the rain

Oh… I she’d tear-drops the rain
Oh… Hey… tear-drops the rain

Even if my heart’s still beating just for you
I really know you are not feeling like I do
And even if the sun is shining over me
How come I still freeze?
No one ever sees (no one) no one feels the pain (no one)
I she’d tear-drops in the rain
Tear-drops in the rain
Tear-drops the rain
Tear-drops in the rain…

 
Air mata menetes di pipi Soojung yang mulai memerah. sepertinya itu adalah perpaduan dari perasaannya kali ini yang tidak karuan. Senang, kangen, marah, terharu. Sampai-sampai dia tidak menyadari modul yang dia pegang tergeletak di lantai.
Minhyuk perlahan mendekati Soojung yang terpaku di sana. Baru setengah jarak dari panggung itu dengan tempat dimana Soojung berdiri, seketika Soojung menghambur dan memeluk tubuh Minhyuk disertai dengan tangisan yang sepertinya tertahan sejak tadi dan mulai tumpah seperti bendungan yang tiba-tiba tanggulnya jebol.
“My baby Hyukkie!! Kamu jahat sekali!! Mengapa kau tidak menghubungi aku bahkan menghampiri aku akhir-akhir ini! Dasar bodoh! Aku kacau tanpa kamu.” Soojung menangis di pundak Minhyuk, dan Minhyuk perlahan membelai rambut Soojung yang brunette dan bergelombang itu sambil tersenyum. Ya, sepertinya itu adalah bakat terpendam Minhyuk, yang pintar sekali menyembunyikan perasaannya. Seperti pada saat mereka putus dulu.
“Soojung, maafkan aku, aku bukannya nggak mau menegurmu, tapi aku terlalu takut kamu akan semakin menjauhiku kalau aku semakin memaksa mendekatimu. Aku pikir biarkan seperti ini dahulu, yang penting aku masih bisa mengawasimu setiap saat walaupun tidak secara langsung. Dan aku selalu berfikir apa yang harus aku lakukan sehingga semua kembali seperti dulu lagi”
Perlahan air mata Minhyuk pun jatuh tidak disangka-sangka. Akhirnya pertahanannya runtuh juga.
“Hyukie, maafkan aku juga ya yang selama ini menutup mata dengan semua fakta yang sudah kamu jelaskan waktu itu, aku mau kita kembali lagi seperti dulu. Aku nggak bisa melupakan kamu. Kau tahu ngga? Semua foto-foto kenangan kita masih terpajang utuh di kamarku. Aku terlalu takut untuk merobek atau membuangnya”
“Aku juga Jungie, bahkan aku selalu tidur dengan mendekap foto kita berdua”
Mereka pun tertawa. Dan saling berpelukan kembali.
Tiba-tiba terdengar dentuman drum yang tidak beraturan. Seperti biasa, ulah Jungshin.
“Dramanya nggak asik ah, nggak ada adegan kissingnya. Lebih baik kembalikan uang kami!”
“Jungshin-ahh, kau merusak suasana saja” Minhyuk mengomel pada Jungshin.
Mereka yang ada di sana pun tertawa. Tidak terkecuali Amber yang sedari tadi menyaksikan mereka dari pintu aula. Dan Amber pun menghampiri mereka dan tertawa bersama.

by @rylesays
*fanfic ini terinspirasi oleh salah satu video konser CN Blue, dimana Min Hyuk menyanyikan lagu Teardrops in The Rain sambil memainkan drum dan diiringi oleh personil lainnya, bahkan Yonghwa disini hanya menjadi penyanyi latar :) video bisa dilihat disini*

Selasa, 25 Maret 2014

Dear, My Lovely Fans. Sincerely, Your Idol

Jujur, aku sempat berkaca-kaca menjurus nangis setelah baca kalimat-kalimat yang ada di atas. Terkadang kita terlalu mengidolakan seseorang, entah karena posturnya, wajahnya, prestasinya, keahliannya, dan lain sebagainya. Namun terkadang kita lupa, kalau mereka itu manusia biasa seperti kita. Manusia yang mempunyai impian dan tujuan hidup. Hanya saja mereka 'sudah' berhasil dan sedang 'menjalankan' mimpi mereka itu. Nggak salah kok kalau kita mengidolakan seseorang apalagi aku yang idolanya banyak banget, dari berbagai belahan dunia, bahkan berbagai profesi xD. Kita terkadang terlalu 'terpukau' oleh kehebatan dan keberhasilan mereka, dan 'melupakan' diri kita sendiri, sehingga akhirnya malah jauh tertinggal oleh mereka. Jadikanlah mereka sebagai 'motivator' melalui prestasi dan prinsip hidup mereka, bukan sebagai goal kita. 

Tulisan ini aku buat bukan untuk menceramahi siapapun, tetapi lebih untuk mengingatkan diri sendiri karena akupun begitu juga :p. 

Rabu, 19 Maret 2014

Obrolan Singkat di Lobby Fragrance Hotel, SG

Fragrance Hotel, Selegie Road, Singapore

Saya teringat obrolan singkat di lobby hotel sambil menunggu bis jemputan menuju Changi Airport menuju Sepinggan International Airport dengan seorang ibu-ibu Filipina (atau nenek kali ya lebih tepatnya) berumur 69 tahun. Saya hanya menyapa beliau “Are you from Philippines?” dan dari pertanyaan singkat cenderung basa basi itu pun akhirnya berkembang jadi obrolan. Beliau sampai mengenalkan orang-orang yang berada di sampingnya yang ternyata mereka adalah keluarga, ada anak, menantu, cucu, bahkan ibu beliau yang berumur sekitar 95 tahun (buset dah, nek. Masih kuat aja travelling sampai ke Singapur J hebat!) dan wajah putih sekali dan badannya mungil seperti remaja berumur 17 tahun. Dan saya pun beliau kira warga negara Malaysia (mungkin karena jilbab yang saya pakai ini ya? Beliau belum tahu Indonesia saja sih J) beliau pun bertanya asal saya darimana, pekerjaan saya, umur saya berapa. We talked about everything. 

Kamis, 20 Februari 2014

Apa Itu Fanchant?

Setiap aku nonton Konser live EXO di youtube pasti terdengar sahutan-sahutan fans di sela-sela nyanyian mereka. Teriakin apaan sih mereka? Terus kok bisa kompak begitu? Kapan mereka ngumpul dan janjiannya ya? 'Eh nanti kita teriakin kata-kata ini ya, eh abis bait pertama terus kita teriakin kata-kata yang itu ya' kayak nya nggak mungkin ya...belum lagi tabok-tabokannya menyatukan pendapat mereka. bisa-bisa lebaran monyet baru kelar. hahaha. usut punya usut, belakangan baru tahu kalau itu namanya Fanchant :)


Kamis, 13 Februari 2014

My Dream Note : Karena Mimpi Harus Ditulis...


Saya pernah membaca di suatu blog (I'm forget whose blog/book is that) kalau mimpi harus ditulis. Detail. Dan saya memang percaya dengan hal itu (ya tentunya dibarengin dengan DUIT = Doa Usaha Ikhtiar Tawakkal) lah :) karena saya pernah mengalaminya, maksudnya pernah menuliskan sebuah catatan mimpi (huhuhu kemana ya buku catatan itu, kan saya lupa apa-apa aja yang pernah saya tulis disitu) dan ada yang terkabul. persis seperti yang saya mau. Waktu jaman-jamannya lagi ngetrend hape Slide, saya kepengen banget punya hape itu, dan kemudian saya tulis lah di notebook. dari merk hingga warnanya.